Jumat, 17 Juli 2009

Semua ada khikmahnya....

Segala yang terjadi di dunia ini memang kehendak-NYA , semua yang kita lewati pastinya sebuah skenario sang Kuasa, namun apakah diri kita mampu dan siap menerima segala yang sudah tertulis dalam catatan langit? dunia memang lahan dan medan di mana manusia berjuang, berbuat apa yang dikehendakinya, tetapi dunia pun tempat bagi mereka yang tidak malu untuk berbuat dosa dan segala hal yang jelas-jelas dilarang Allah.. itu manusia makhluk Allah yang paling sempurna namun kebanyakan mereka tidak pernah mau tahu apa arti dibalik kesempurnaan yang diberikan Allah.
sebuah cerita kecil, cerita tentang pengalaman diriku yang terbilang sangat berharga. aku adalah anak yang tidak sempurna, anak yang penuh dengan kekurangan, anak yang hanya memiliki cita dan asa yang tidak besar. semua yang kuinginkan hanyalah "bagaimana aku bisa membuat orangtua dan keluargaku bahagia?" 
yang aku tahu pun tidak terlalu sebanyak dan seindah orang-orang disekelilingku, aku hanya tahu bahwa segala yang aku perbuat  haruslah untuk kepentingan Allah juga agamaku... wallahu a'lam.
aku terkadang mengeluh, mengapa aku harus miskin? mengapa harus aku yang melewati kesulitan dalam hidup ini? dan mengapa harus aku yang selalu susah? mungkin Allah sayang padaku, atau mungkin Allah murka padaku? semua itu selalu terdetik dalam diriku.
namun aku bahagia terkadang Allah memberiku sebuah contoh yang dapat menjadikan diriku lebih hati-hati dalam bertindak. hampir semua kejadian yang terjadi sepanjang hidupku adalah karna berkaca dari kejadian yang berlaku pada orang-orang disekelilngku.... 
begitu banyak contoh yang aku lihat sehingga aku pun bingung bagaiman menjelaskannya?
namun yang paling berharga ialah bahwa Allah masih memberiku kesempatan untuk bertaubat dan berbuat baik selama aku bernafas di dunia ini.



Jumat, 26 Juni 2009

Aku....

Seiring berjalannya waktu, aku tumbuh... aku pun mulai merasakan bangku sekolah seperti anak seusiaku pada umumnya aku memulai belajar dari bangku TK, waktu itu umurku belum genap 6 tahun, namun tidak pada wajarnya aku sudah memiliki rasa suka terhadap lawan jenis...
Dia adalah adalah Ratna, temen sekelasku ketika aku TK dulu, ia memang cantik bahkan bukan hanya aku yang mengataklan hal demikian... temanku yang lainpun mengatakannya. wah banyak saingan dong kalo gitu!!!
Namun aku adalah aku, semenjak kecil aku cenderung memiliki rasa malu pada setiap hal yang berhubungan dengan pribadi, akhirnya aku pun hanya bisa memandang dirinya dari kejauhan... ketika itu apa yang aku rasakan adalah, benci kepada diriku sendiri, kenapa rasa malu ini mengalahkan kebutuhan yang harus aku ambil?
Aku yang kecil hanya bisa merasakan kesenangan lewat imaginasi yang aku bagun sendiri, kesenangan yang aku ciptakan untuk melupakan betapa penakutnya diriku. ku akui aku memang berbeda dengan kakak pertamaku, ia seorang anak yang terlahir dengan segala keterampilan dan kemahiran yang aku tidak bisa untuk menyainginya, apalagi mengalahkannya...
yaaa... itulah serba serbi yang sempat aku lewati dimasa aku sekolah di bangku TK, tak ada yang istimewa memang, namun bagiku adalah sebuah kenangan yang tak bisa aku lupakan tentang "Ratna" my lovely friend.
Selesai lulus TK aku melewati masa SD di sekolah yang terbilang di perhitungkan namnya di antero jakarta-barat. ya sekolahku adalah SD taman sari jakrta-barat yang dipimpin ole kepala sekolah yang sangat ditakuti oleh setiap anak di sekolah itu juga sangat disegni oleh setiap guru yang berkerja dibawah kepemimpinannya, ia adalah Ibu Pardede. sampai saat ini akupun blum mengetahui siapa nama aslinya, yang aku tahu bliau adalah seorang yang otoriter, ditakuti, namun kami sangat sayang padanya, ia selalu berjuang untuk menjadi pemimpin kami yang adil, tegas dan selalu mengajar kami untuk menjadi anak yang bertanggung jawab.. dialah Ibu Pardede.... I miss u so bu.
6 tahun aku lewati masa transisiku sebagai anak SD yang selalu ingin tahu, selalu ingin deperhatikan, yang selalu ingin menang pada hal-hal yang sepertinya remeh. dan tepatnya tahun 1996, aku seorang anak kecil yang baru berumur 12 tahun harus melngkah jauh meninggalkan keluargaku, teman-temanku, kesenanganku dan segala mainan yang sudah aku koleksi... ya, aku harus ikut keinginan orangtuaku untuk melanjutkan sekolah di sebuah pesantran yang letaknya sangatlah jauh dari jakarta, yaitu Ponorogo, Jawa-Timur.
yang ada dipikiranku adalah ketakutan demi ketakutan, aku takut bila harus bertindak dan mengambil keputusan sendir, aku takut bila harus menyelesaikan segala kewajiban tanpa mamah yang selama ini membantuku, aku takut bila aku tidak sanggup menjalani kehidupan mandiri tanpa orangtua.... aku takut......
Namun segala ketakutan itu hanyalah bayangan yang harus aku lewati dengan segala kemampuanku. aku mendapatkan ajaran yang sangat bermanfaat, aku belajar untuk mandiri, aku belajar untuk mampu melupakan segala kenikmatan yang aku inginkan dari dunia ini dan aku harus berjuang untuk hidup dalam "Mardhotillah" dan yang paling penting aku belajar Islam dengan segala kelebihnnya sebagai bekal hidup yang akan aku lalui di masa mendatang.
Seketika saja jalan hidupku berubah drastis, segala yang aku anggap indah ternayata hanya hiasan dunia yang tidak lebih dari sebuah hayalan dan mimpi yang harus aku buang dan lupakan, pondok ini tidak membentukku untuk menutup mata dari kehidupan dunia, tapi mengajarkan aku bagaimana hidup yang sesuai dengan tuntunan Islam juga Sunnah Nabi didunia yang sementra ini, aku tidak pernah diajarkan untuk tidak mempedulikan dunia luar namun aku diajar untuk membenahi kehidupan yang sudah terlanjur tenggelam dalam lembah sesat yang diciptakan syetan dan bala tentaranya. aku lupa dengan segala planing besar yang aku susun dimasa kecilku, aku lupa dengan Ratna yang hanya menjadi hiasan dinding khayalanku, akupun lupa dengan semua hal yang behubungan dengan kenikmatan dunia.
pondok ini tidak memaksaku untuk malakukan itu semua, pondok ini tidak mendoktrinku untuk menjadi manusia kolot, yang hanya bergerak karena sebuah perintah, aku juga tidak pernah diajarkan untuk menjadi hamba sang "KIAI" tapi aku sendiri yang terlanjur berfikir jauh betapa tidak bermanfaatnya segala kenikmatan dunia yang tidak kekal ini. Astagfirullahal'adzim!!!!
Pondok ini beridiri karena sebuah mujahadah seorang Kiai yang hanya mengabdikan kehidupannya untuk Allah dan allah semata.
Pondok ini pun memiliki arah dan tujuan dalam materi pendidikannya antara lain:
Pendidikan Kemasayarakatan
Kegiatan apapun yang akan dialami santri di masyarakat dididikkan di Pondok . Dengan maksud supaya santri tidak canggung di masyarakat. Baik menjadi guru, pegurus organisasi, mubaligh, imam, pegawai dan lain-lain. Juga tidak segan dalam menghadapi kenyataan hidup untuk mencari rejeki seperti : pertanian, perdagangan, perusahaan dan lain-lainya sesuai dengan bakat masing-masing.
Pendidikan Akan Hidup Sederhana
Sederhana bukan berarti miskin, dan bukan berarti mendidik dan mengajari miskin, bahkan sebaliknya. Sedangkan kemewahan yang tidak kenal batas menjurus kepada kehancuran, tak kenal rasa kemanusiaan dan rasa syukur.
Pendidikan yang ingin jauh dengan partai politik
Pendidikan pondok tidak ada sangkut pautnya dengan partai politik atau golongan. Tetapi justru menjadi perakat umat, "Diatas Dan Untuk Semua Golongan"
Sedangkan tujuan santri ke pondok adalah mencari pendidikan dan pengajaran. Yang dididik bukan hanya otaknya saja, tetapi dari segala segi. Termasuk di dalamnya : beribadah, bersosial (hidup bersama), berdisiplin, berbahasa resmi, bersikap sederhana dan lain-lain, dengan empat macam pendidikan yang menunjang leadership (kepemimpinan) seorang santri :
1. Pendidikan akal pikiran.
2. Pendidikan akhlaq
3. Pendidikan jasmani
4. Pendidikan sosial
Aku kira Pondok ini cukup mewakili segala kebutuhan ku untuk membuka mata dan bertindak juga besikap atas dasr Syar'i.... Why I supposed to be ashamed with these all meaningless things? ALLAHUAKBAR!!!!
Pondok Modern Arrisalah tempatku bernaung, pondok yang tidak besar dan tidak masyhur namun segala yang aku butuhkan aku dapatkan disini.
ARRISALAH pondokku











Selasa, 23 Juni 2009

A Good Father

Sebagai anak yang besar di sebuah desa yang sangat jauh dari kemodernan zaman, menjadi bermanfaat bagi orang lain adalah hal yang sangat berharga untuk dilupakan. besar dengan segala keterbatasan ia melangkah berjuang demi ibu, adik dan semua orang yang ia cintai.

pada dasarnya setiap anak memiliki impian dan cita-cita yang ingin di gapai, namun lagi-lagi keterbatasan menjadi kendala yang sangat menghambat untuk meraih itu semua. namun didalam hati selalu terpatri sebuah keyakinan bahwa Allah tidak pernah memberikan segala macam cobaan sesuai dengan kemampuan hambanya. (al-Baqoroh)

"Subhanallah....!!! betapa besar dunia ini sedangkan aku masih disini berdiri dan diam tidak melakukan apa-apa.. betapa indahnya alam ini dan aku tidak pernah memahami keindahan yang Allah suguhkan untuk hambanya. miskin memang bukan pilihan namun mengapa kami yang harus terpilih untuk menjadi miskin? Dan betapa kerasnya kehidupan ini sedangkan aku masih memikirkan ketakutan-ketakutan yang aku sendiri belum tahu apakah ia ada?”

Mungkin itu sebuah teriakan batin seseorang yang sulit untuk memahami hidup ini sebagi anak miskin. Tidak seperti mereka yang hidup dengan bergelimangan harta, yang memiliki segala yang menjadi impian orang-orang kecil, yang menjadi momok dikala si kecil tidak sanggup untuk menggapainya. Namun Allah pasti memperhitungkan semuanya, bukankah karna iman dan ketaqwaan seorang hamba akan dekat dengan tuhannya?

Pagi itu seorang anak muda berpamitan memohon restu sang bunda untuk merantau mencari sebuah peruntungan, juga mencari sebuah jawaban atas segala kegelisahan batin yang ia rasakan selama ini, dan atas segala keingintahuan yang selalu menghantuinya.. ia berpamit untuk beradu nasib di kota metropolitan kota dimana peradaban di pertanyakan, kota dimana kebuasan dan keserakahan di butuhkan, kota yang sangat syarat dengan sagala macam rayuan.. namun itu bukanlah suatu penghalang untuk terus melangkahkan kaki ini, karena tidak ada lagi alasan untuk mundur.

Sang pemuda tumbuh menjadi manusia yang tangguh yang bertekat ingin menaklukan Jakarta… hanya berbekal alamat seorang saudara yang sudah lebih dulu meginjak jakarta. ia mampu membawa dirinya kepada keberhasilan yang mungkin baginya sudah cukup mewakili segala macam kebahagiaan batin yang selama ini terenggut oleh ketidak punyaan, ia bekerja paruh waktu sehabis pulang sekolah yang ia tanggung sendiri sebagai tukang telur asin keliling, ia menghampiri pintu demi pintu dengan harapan dagangan yang ia suguhkan dibeli orang. Dan itu ia kerjakan selama 3 tahun lamanya.

Seusai lulus SMA, ia mencoba untuk menjadi lebih baik dari semasa ia sekolah. Sang pemuda ingin sekali kuliah berarti ia harus mampu menambah pendapatan yang selama ini hanya cukup untuk bayaran sekolah dan makan sehari-hari. Dengan segala kemampuan yang ia miliki sebagai lulusan terbaik sekolahnya yang sangat mahir dengan materi ekonomi dan juga matematika, ia memberanikan diri untuk melamar kerja di sebuah Bank swasta yang ada di Jakarta. Memang Allah bersama mereka yang tabah. Sang pemuda diterima menjadi bagian dari para karyawan yang bekerja di bank tersebut. Dan inilah yang membuatnya terbangun dari segala impian yang selama ini selalu datang menghampiri malam-malamnya, kini bisa membiayai kebutuhan keluarganya dikampung membiayai sekolah adik-adiknya, serta menjadi inspirasi untuk adik-adikny untuk mengikuti langkahnya menjadi penantang kota Jakarta. Hingga akhirnya ia mampu mengangkat nama keluarganya yang selama ini hanya bisa berhutang dan sulit sekali untuk melunasinya. Keluarga yang selama ini termarjinalkan karena ketidak mampuan, namun yang mereka miliki hanyalah iman dan kesabaran yang membuat mereka bisa melangkah dengan segala ketabahan hati.

Pemuada ini adalah ayahku, ayah yang sangat aku banggakan, ayah yang mengajariku arti kehidupan ayah yang menggembleng mentalku untuk menjadi seorang yang kuat, dan sanggup melawan juga menaklukan kejamnya hidup, ia ayahku yang mengajari moral dan landasan agama, ialah guruku. Yang tak pernah tergantikan….

“I Love You dad”

Senin, 15 Juni 2009

7-April-1984.....

Pagi itu terasa indah, semangat ayahku mencari nafkah untuk keluarga terasa kental dalam basahnya peluh dan langkah yang aku lihat, ayah ku seorang pekerja kasar... tiada yang indah baginya melainkan senyuman lebar sang istri dan anak-anaknya melepas kepergiannya dalam langkah pejuangan mencari nafkah untuk kebutuhan hidup keluarga.
ayahku hanyalah seorang tukang angkut beras yang bekerja paruh waktu di sebuah pasar tradisional di bilangan
jakarta pusat tepatnya di mangga besar 13... baginya penghasilan yang di dapat sebagai juru panggul beras sudahlah cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga untuk sementara waktu, namun tahun ini berbeda. ibuku sedang mengandung anak kedua yang sebentar lagi bila Allah mengijinkan akan lahir di awal bulan april tahun 1984 ini, betapa sangat bahagia ayah dan ibu namun pastinya akan datang sebuah tantangan baru yang perlu dikhawatirkan, ya... tidak lain adalah akan bertambahnya kebutuhan dan pengeluaran yang ayahku harus memikirkannya lebih matang lagi, demi keluarga tercinta.
Namun ayahku yakin bahwa hanya ALLAH lah yang memberikan kesempatan hidup dan mati, dan yang pasti hanya IA yang mengatur kebutuhan dan keperluan hambanya yang Qona'ah, itulah hal yang sering diajarkan ayahku sebagai penanaman nilai agama yang selama ini aku terima, dan aku sangat bersyukur dengan itu.
hari ini tanggal 7 april 1984, adalah hari yang sangat mendebarkan yang pasti sangat di tunggu setelah sembilan bulan yang lalu, yaitu hari kelahiranku.. menurut ibu hari itu adalah hari yang sangat ditakuti oleh setiap ibu didunia ini... yaitu hari dimana meraka harus berjuang menghadapi kematian yang mungkin sangat dengan mudah menjemputnya, dan ALHAMDULLILLAH....!!! ibuku berhasil melewati itu semua dengan lancar.
menurut ibu aku adalah "anugrah yang diberikan ALLAh pada keluarga ini", dan aku sangat bingung dengan pernyataan yang disampaikan ibu pada ku barusan, ibu bilang diriku adalah anak yang ga pernah mau merasakan dan melihat orang tua dalam kesulitan, hal itu sudah terasa semenjak ibu hamil aku.... kata ibu aku tidak pernah membuat ibu susah dalam beraktifitas, ibu juga ga pernah sakit selama hamil aku sepanjang sembilan bulan. namun satu hal yang aneh ketika ibu ngidam aku, ibu sangat ingin sekali merasakan harumnya aroma bensin, minyak kayu putih, dan balsem hahaaha... aku sangat keget dan akupum tertawa mendengarkan cerita ibu barusan.
pada saat menjelang masa-masa melahirkan ibu bilang "ibu ga mules-mules amat, eh tiba-tiba kamu keluar sayang" hahahaha.... tepatnya hari sabtu pagi pukul 07.00 WIB diriku yang tidak memiliki daya dan upaya telah terlahir ke dunia yag fana ini. dengan segala macam pesan yang aku genggam erat di kepalan tanganku, yang tak lain sebuah pesan untuk trus beriman kepada IA sang RABB, ALLAH SWT. sang pemberi nafas kehidupan, sang pencipta dunia dan segala isinya. Aku terlahir kedunia ini dan gema Adzan menyambut kedatanganku di sebelah kanan, sedangkan Iqomah terdengar disebelah kiriku, itu adalah suara terindah yang paling pertama aku dengarkan dan ternyata ayahkulah yang memperdengarkannya kepada ku, dan hanya untukku.... "makasih Ayah" semoga segala yang terbaik selalu menyertaimu.....