Jumat, 26 Juni 2009

Aku....

Seiring berjalannya waktu, aku tumbuh... aku pun mulai merasakan bangku sekolah seperti anak seusiaku pada umumnya aku memulai belajar dari bangku TK, waktu itu umurku belum genap 6 tahun, namun tidak pada wajarnya aku sudah memiliki rasa suka terhadap lawan jenis...
Dia adalah adalah Ratna, temen sekelasku ketika aku TK dulu, ia memang cantik bahkan bukan hanya aku yang mengataklan hal demikian... temanku yang lainpun mengatakannya. wah banyak saingan dong kalo gitu!!!
Namun aku adalah aku, semenjak kecil aku cenderung memiliki rasa malu pada setiap hal yang berhubungan dengan pribadi, akhirnya aku pun hanya bisa memandang dirinya dari kejauhan... ketika itu apa yang aku rasakan adalah, benci kepada diriku sendiri, kenapa rasa malu ini mengalahkan kebutuhan yang harus aku ambil?
Aku yang kecil hanya bisa merasakan kesenangan lewat imaginasi yang aku bagun sendiri, kesenangan yang aku ciptakan untuk melupakan betapa penakutnya diriku. ku akui aku memang berbeda dengan kakak pertamaku, ia seorang anak yang terlahir dengan segala keterampilan dan kemahiran yang aku tidak bisa untuk menyainginya, apalagi mengalahkannya...
yaaa... itulah serba serbi yang sempat aku lewati dimasa aku sekolah di bangku TK, tak ada yang istimewa memang, namun bagiku adalah sebuah kenangan yang tak bisa aku lupakan tentang "Ratna" my lovely friend.
Selesai lulus TK aku melewati masa SD di sekolah yang terbilang di perhitungkan namnya di antero jakarta-barat. ya sekolahku adalah SD taman sari jakrta-barat yang dipimpin ole kepala sekolah yang sangat ditakuti oleh setiap anak di sekolah itu juga sangat disegni oleh setiap guru yang berkerja dibawah kepemimpinannya, ia adalah Ibu Pardede. sampai saat ini akupun blum mengetahui siapa nama aslinya, yang aku tahu bliau adalah seorang yang otoriter, ditakuti, namun kami sangat sayang padanya, ia selalu berjuang untuk menjadi pemimpin kami yang adil, tegas dan selalu mengajar kami untuk menjadi anak yang bertanggung jawab.. dialah Ibu Pardede.... I miss u so bu.
6 tahun aku lewati masa transisiku sebagai anak SD yang selalu ingin tahu, selalu ingin deperhatikan, yang selalu ingin menang pada hal-hal yang sepertinya remeh. dan tepatnya tahun 1996, aku seorang anak kecil yang baru berumur 12 tahun harus melngkah jauh meninggalkan keluargaku, teman-temanku, kesenanganku dan segala mainan yang sudah aku koleksi... ya, aku harus ikut keinginan orangtuaku untuk melanjutkan sekolah di sebuah pesantran yang letaknya sangatlah jauh dari jakarta, yaitu Ponorogo, Jawa-Timur.
yang ada dipikiranku adalah ketakutan demi ketakutan, aku takut bila harus bertindak dan mengambil keputusan sendir, aku takut bila harus menyelesaikan segala kewajiban tanpa mamah yang selama ini membantuku, aku takut bila aku tidak sanggup menjalani kehidupan mandiri tanpa orangtua.... aku takut......
Namun segala ketakutan itu hanyalah bayangan yang harus aku lewati dengan segala kemampuanku. aku mendapatkan ajaran yang sangat bermanfaat, aku belajar untuk mandiri, aku belajar untuk mampu melupakan segala kenikmatan yang aku inginkan dari dunia ini dan aku harus berjuang untuk hidup dalam "Mardhotillah" dan yang paling penting aku belajar Islam dengan segala kelebihnnya sebagai bekal hidup yang akan aku lalui di masa mendatang.
Seketika saja jalan hidupku berubah drastis, segala yang aku anggap indah ternayata hanya hiasan dunia yang tidak lebih dari sebuah hayalan dan mimpi yang harus aku buang dan lupakan, pondok ini tidak membentukku untuk menutup mata dari kehidupan dunia, tapi mengajarkan aku bagaimana hidup yang sesuai dengan tuntunan Islam juga Sunnah Nabi didunia yang sementra ini, aku tidak pernah diajarkan untuk tidak mempedulikan dunia luar namun aku diajar untuk membenahi kehidupan yang sudah terlanjur tenggelam dalam lembah sesat yang diciptakan syetan dan bala tentaranya. aku lupa dengan segala planing besar yang aku susun dimasa kecilku, aku lupa dengan Ratna yang hanya menjadi hiasan dinding khayalanku, akupun lupa dengan semua hal yang behubungan dengan kenikmatan dunia.
pondok ini tidak memaksaku untuk malakukan itu semua, pondok ini tidak mendoktrinku untuk menjadi manusia kolot, yang hanya bergerak karena sebuah perintah, aku juga tidak pernah diajarkan untuk menjadi hamba sang "KIAI" tapi aku sendiri yang terlanjur berfikir jauh betapa tidak bermanfaatnya segala kenikmatan dunia yang tidak kekal ini. Astagfirullahal'adzim!!!!
Pondok ini beridiri karena sebuah mujahadah seorang Kiai yang hanya mengabdikan kehidupannya untuk Allah dan allah semata.
Pondok ini pun memiliki arah dan tujuan dalam materi pendidikannya antara lain:
Pendidikan Kemasayarakatan
Kegiatan apapun yang akan dialami santri di masyarakat dididikkan di Pondok . Dengan maksud supaya santri tidak canggung di masyarakat. Baik menjadi guru, pegurus organisasi, mubaligh, imam, pegawai dan lain-lain. Juga tidak segan dalam menghadapi kenyataan hidup untuk mencari rejeki seperti : pertanian, perdagangan, perusahaan dan lain-lainya sesuai dengan bakat masing-masing.
Pendidikan Akan Hidup Sederhana
Sederhana bukan berarti miskin, dan bukan berarti mendidik dan mengajari miskin, bahkan sebaliknya. Sedangkan kemewahan yang tidak kenal batas menjurus kepada kehancuran, tak kenal rasa kemanusiaan dan rasa syukur.
Pendidikan yang ingin jauh dengan partai politik
Pendidikan pondok tidak ada sangkut pautnya dengan partai politik atau golongan. Tetapi justru menjadi perakat umat, "Diatas Dan Untuk Semua Golongan"
Sedangkan tujuan santri ke pondok adalah mencari pendidikan dan pengajaran. Yang dididik bukan hanya otaknya saja, tetapi dari segala segi. Termasuk di dalamnya : beribadah, bersosial (hidup bersama), berdisiplin, berbahasa resmi, bersikap sederhana dan lain-lain, dengan empat macam pendidikan yang menunjang leadership (kepemimpinan) seorang santri :
1. Pendidikan akal pikiran.
2. Pendidikan akhlaq
3. Pendidikan jasmani
4. Pendidikan sosial
Aku kira Pondok ini cukup mewakili segala kebutuhan ku untuk membuka mata dan bertindak juga besikap atas dasr Syar'i.... Why I supposed to be ashamed with these all meaningless things? ALLAHUAKBAR!!!!
Pondok Modern Arrisalah tempatku bernaung, pondok yang tidak besar dan tidak masyhur namun segala yang aku butuhkan aku dapatkan disini.
ARRISALAH pondokku











Tidak ada komentar:

Posting Komentar