Selasa, 23 Juni 2009

A Good Father

Sebagai anak yang besar di sebuah desa yang sangat jauh dari kemodernan zaman, menjadi bermanfaat bagi orang lain adalah hal yang sangat berharga untuk dilupakan. besar dengan segala keterbatasan ia melangkah berjuang demi ibu, adik dan semua orang yang ia cintai.

pada dasarnya setiap anak memiliki impian dan cita-cita yang ingin di gapai, namun lagi-lagi keterbatasan menjadi kendala yang sangat menghambat untuk meraih itu semua. namun didalam hati selalu terpatri sebuah keyakinan bahwa Allah tidak pernah memberikan segala macam cobaan sesuai dengan kemampuan hambanya. (al-Baqoroh)

"Subhanallah....!!! betapa besar dunia ini sedangkan aku masih disini berdiri dan diam tidak melakukan apa-apa.. betapa indahnya alam ini dan aku tidak pernah memahami keindahan yang Allah suguhkan untuk hambanya. miskin memang bukan pilihan namun mengapa kami yang harus terpilih untuk menjadi miskin? Dan betapa kerasnya kehidupan ini sedangkan aku masih memikirkan ketakutan-ketakutan yang aku sendiri belum tahu apakah ia ada?”

Mungkin itu sebuah teriakan batin seseorang yang sulit untuk memahami hidup ini sebagi anak miskin. Tidak seperti mereka yang hidup dengan bergelimangan harta, yang memiliki segala yang menjadi impian orang-orang kecil, yang menjadi momok dikala si kecil tidak sanggup untuk menggapainya. Namun Allah pasti memperhitungkan semuanya, bukankah karna iman dan ketaqwaan seorang hamba akan dekat dengan tuhannya?

Pagi itu seorang anak muda berpamitan memohon restu sang bunda untuk merantau mencari sebuah peruntungan, juga mencari sebuah jawaban atas segala kegelisahan batin yang ia rasakan selama ini, dan atas segala keingintahuan yang selalu menghantuinya.. ia berpamit untuk beradu nasib di kota metropolitan kota dimana peradaban di pertanyakan, kota dimana kebuasan dan keserakahan di butuhkan, kota yang sangat syarat dengan sagala macam rayuan.. namun itu bukanlah suatu penghalang untuk terus melangkahkan kaki ini, karena tidak ada lagi alasan untuk mundur.

Sang pemuda tumbuh menjadi manusia yang tangguh yang bertekat ingin menaklukan Jakarta… hanya berbekal alamat seorang saudara yang sudah lebih dulu meginjak jakarta. ia mampu membawa dirinya kepada keberhasilan yang mungkin baginya sudah cukup mewakili segala macam kebahagiaan batin yang selama ini terenggut oleh ketidak punyaan, ia bekerja paruh waktu sehabis pulang sekolah yang ia tanggung sendiri sebagai tukang telur asin keliling, ia menghampiri pintu demi pintu dengan harapan dagangan yang ia suguhkan dibeli orang. Dan itu ia kerjakan selama 3 tahun lamanya.

Seusai lulus SMA, ia mencoba untuk menjadi lebih baik dari semasa ia sekolah. Sang pemuda ingin sekali kuliah berarti ia harus mampu menambah pendapatan yang selama ini hanya cukup untuk bayaran sekolah dan makan sehari-hari. Dengan segala kemampuan yang ia miliki sebagai lulusan terbaik sekolahnya yang sangat mahir dengan materi ekonomi dan juga matematika, ia memberanikan diri untuk melamar kerja di sebuah Bank swasta yang ada di Jakarta. Memang Allah bersama mereka yang tabah. Sang pemuda diterima menjadi bagian dari para karyawan yang bekerja di bank tersebut. Dan inilah yang membuatnya terbangun dari segala impian yang selama ini selalu datang menghampiri malam-malamnya, kini bisa membiayai kebutuhan keluarganya dikampung membiayai sekolah adik-adiknya, serta menjadi inspirasi untuk adik-adikny untuk mengikuti langkahnya menjadi penantang kota Jakarta. Hingga akhirnya ia mampu mengangkat nama keluarganya yang selama ini hanya bisa berhutang dan sulit sekali untuk melunasinya. Keluarga yang selama ini termarjinalkan karena ketidak mampuan, namun yang mereka miliki hanyalah iman dan kesabaran yang membuat mereka bisa melangkah dengan segala ketabahan hati.

Pemuada ini adalah ayahku, ayah yang sangat aku banggakan, ayah yang mengajariku arti kehidupan ayah yang menggembleng mentalku untuk menjadi seorang yang kuat, dan sanggup melawan juga menaklukan kejamnya hidup, ia ayahku yang mengajari moral dan landasan agama, ialah guruku. Yang tak pernah tergantikan….

“I Love You dad”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar